Mekanisme
Reaksi Eliminasi E2
Pada
blog kali ini saya akan membahas tentang mekanisme reaksi E2. Sebelhmnya kita
harus mengetahui terlebih dahulu apa itu reaksi E2 ?? Reaksi eliminasi E2 atau
reaksi eliminasi bimolekuler adalah reaksi eliminasi alkil halida yang paling
berguna yaitu reaksi E2 dibandingkan reaksi E1. Reaksi ini cenderung dominan
bila digunakan basa kuat seperti HO- (ion hidroksikil) dan
RO-. Reaksi ini cenderung kondisi temperaturnya tinggi. Secara
khusus reaksi eliminasi E2 dilakukan dengan memanaskan alkil halida dengan KOH(
kalium hidroksida) yaitu sumber basa kuat ataupun NaOCH2CH3
(natrium etoksida) yaitu sumber dari basa kuat alkoksida dalam pelarut etanol.
Biasanya reaksi eliminasi E2 disebut
dengan reaksi pembentukan alkena.
Contoh
reaksinya saya ambil dari link https://youtu.be/hcjOrS_26ks
Untuk
mekanisme reaksi eliminasi E2 tidak berjalan dengan membentuk karbokation
sebagai zat antar berbeda dengan SN1, melainkan rekasi yang serempak. Reaksi
ini terjadi pada satu tahap sama seperti SN1, namun pada reaksi E2 ini ada 3
hal yang terjadi dalam satu waktu. 3 hal ini adalah basa kuat merebut atau
membentuk ikatan dengan hidrogen, karena hidrogen yang dilepas adalah hidrogen
yang terikat pada karbon beta, karbon yang mengikat gugus pergi disebut dengan
karbon alpha. Jadi yang terjadi pertama ialah basa kuat membentuk ikatan baru
dengan proton lalu elektron-elekron ikatan antara C dan H masuk membentuk
rangkap dua, atau membentuk ikatan phi yg baru. Lalu brom bersama pasangan
elektron C dan B masuk ke Br, karena C hanya mampu mengikat 4, jadi Br
meninggalkan alkilnya. 3 kejadian ini terjadi pada saat yang sama menghasilkan
produk alkena dengan prduk alkohol dengan gugus pergi ion bromida.
Keadaan
transisi memperlihatkan basa kuat mengabstraksi hidrogen pada posisi anti
terhadap gugus perginya yaitu Br. Biasanya eliminasi ini disebut dengan anti
eliminasi, karena hidrogennya diabstraksi pada posisi yang anti pada gugus
pergi. Pada transisi eliminasi E2 memperlihatkan dua molekul, yang pertama
molekul basa kuat dan kedua adalah molekul substrat. Apabila ada 2 molekul yang
telrihat pada keadaan transisi, maka reaksi ini mengikuti orde ke dua. Kalau
reaksi E2 mengikuti orde ke dua, maka laju reaksi bergantung pada dua
kosntertrasi yaitu substrat dan konsentrasi basa kuatnya. Jadi kalau kita kali
duakan susbtratnya maka laju reaksinya makin cepat.
Laju
E2 = k[substrat] [RO-]
Karakteristik
dari E2, yaitu:
-
Merupakan eliminasi satu tahap dengan keadaan transisi.
-
Biasanya terjadi pada alkil halida primer tersubstitusi, dan mungkin terjadi
pada senyawa sekunder dan senyawa lainya.
-
Laju reaksinya mengikuti orde kedua, karena reaksi di pengaruhi oleh alkil
halida dan basa (biomolekuler ).
-
Biasanya E2 menggunakan basa kuat. Basa haruslah cukup kuat untuk melepas
hidrogen yang kurang asam.
Permasalahan
:
1.
Pada reaksi eliminasi E2 dominan menggunakan basa kuat bertemperatur tinggi,
mengapa hal itu terjadi? Apakah ada efek samping dari penggunaan basa kuat yang
bertemperatur tinggi tersebut?
2.
Mengapa pada reaksi E2 alkil halida
tersier bereaksi sangat cepat sementara alkil halida primer sangat lambat?
3.
Apakah reaksi E2 terjadi secara serentak atau berdampingan tanpa melalui
perantara? Berikan alasannya!
Saya Melfiza Egia Distria NIM A1C119076, akan mencoba menjawab permasalahan no 1.
BalasHapusPada reaksi eliminasi E2 dominan menggunakan basa kuat bertemperatur tinggi, mengapa hal itu terjadi? Apakah ada efek samping dari penggunaan basa kuat yang bertemperatur tinggi tersebut?
Menurut saya karena basa kuat lebih cenderung digunakan karena E2 ini merupakan reaksi eliminasi melibatkan mekanisme satu-tahap dimana ikatan karbon-hidrogen dan karbon-halogen. dan ikatan hidrogen disitu
merupakan OH yang contohnya adalah basa kuat. selain itu dikarenakan nukleofil yang kuat baik untuk menarik hidrogen dari atom karbon yang bersebelahan dengan karbon pembawa gugus pergi.
Saya sayida harahap Nim A1C119088 izin untuk menjawab permasalahan Dwi yang nomor 3 Reaksi E2 berlangsung secara serempak yaitu terjadinya penyerangan oleh Nu dan keluarnya gugus pergi dari ikatan substrat. Pada proses transisi diperlihatkan bahwa Nu yang mengikat atom H berada pada posisi anti dengan gugus pergi. Posisi itu menyebabkan mudahnya NU-H dan X melepas dari substrat. Sehingga produk bisa didapat berupa Alkena. Sekian terimakasih.
BalasHapus