Mekanisme
Reaksi Substitusi Nukleofilik SN2
Pada
blog kali ini saya akan membahas tentang mekanisme reaksi substitusi
nukleofilik SN2. Sebelumnya kita harus mengetahui terlebih dahulu
apa itu SN2, SN2 merupakan reaksi substitusi nukleofilik
bimolekuler. Dan mekanisme reaksi merupakan bagaimana suatu reaksi itu terjadi.
Mekanisme SN2 tidak sama dengan mekanisme reaksi SN1.
Mekanisme SN2 ialah proses satu-langkah atau serempak, yang dinyatakan sebagai
berikut :
https://www.youtube.com/watch?v=s6tB5xvbzIs&feature=youtu.be
Pada link tersebut dijelaskan bahwa, apabila sebuah nukleofilik bereaksi dengan substrat yang mana substrat tersebut mengandung sebuah gugus pergi. Misalnya yaitu alkil halida akan mendapatkan sebuah prodak dimana nukleofiliknya akan berikatan langsung dengan karbon alkilnya. Kemudian dalam keadaan yang sama, gugus pergi juga lepas sebagai anion. Saat sebelum menghasilkan suatu prodak ada satu keadaan, keadaan itu harus dilakukan menggunakan cukup energi, nahh keadaan inilah yang disebut dengan keadaan transisi. Keadaan transisi merupakan keadaan dimana energi potensialnya lebih tinggi dibandingkan reaktan dan produk. Di dalam keadaan transisi inilah yang akan menentukan apakah menghasilkan suatu prodak atau bahkan kembali menjadi suatu substrat dan nukleofiliknya. Maka keadaan transisi ini sangat penting. Nukleofilik akan menyerang suatu karbon dan gugus karbon pergi akan segera meninggalkan karbonnya, jadi keadaan transisinya seperti itu. Maka nukleofilik akan membentuk suatu ikatan yang baru dengan karbon sedangkan antara karbon dengan gugus pergi memutuskan ikatannya.
Contohnya
sebagai berikut :
Bromo etana dan ion hidroksida, dimana nukleofilik ion hidroksida bereaksi dengan bromo etana. Jadi, ion hidroksida berfungsi sebagai nukleofilik dan meyerang suatu bromo etana dan belakang karbon serta menggantikan satu gugus pergi ion bromida.
Permasalahan :
1. Apabila mekanisme reaksi SN2 tidak dilakukan serentak, apa yang terjadi? Dan apakah mekanisme nya bisa berlangsung?
2. Mengapa pada keadaan transisi kita dapat menyatakan reaksi yang terjadi adalah SN2?
3. Keadaan transisi membutuhkan energi yang tinggi, apabila energinya tinggi akan membentuk apa? Dan apabila tidak, apa yang terjadi?
Baiklah saya Arsita dengan NIM A1C119028 akan mencoba menjawab permasalahan no3 dibutuhkan energi yang tinggi atau besar pada keadaan transisi untuk mengetahui apabila semakin besar atau semakin tinggi energi maka semakin cepat laju reaksinya ,jadi untuk memutuskan gugus pergi dengan karbon yang ada pada substrat dibutuhkan energi tambahan atau tersedia nya cukup energi agar alkil halida tersier ini bisa melepaskan atau mematahkan ikatan antara karbon dengan gugus perginya.
BalasHapusTerimakasih
Baiklah saya Hermina Simatupang ingin menjawab permasalahan kedua dimana seperti bahwa yang diketahui bahwa alkil halida akan mendapatkan sebuah prodak dimana nukleofiliknya akan berikatan langsung dengan karbon alkilnya dan pada keadaan transisinya akan sangat jelas terlihat bahwa energi potensialnya lebih tinggi dibandingkan reaktan dan produk atau itu dinamakan reaksi SN2. Terimakasih 🙏🏻
BalasHapusBaiklah saya Lusya Siboro dengan NIM A1C119098 mencoba menjawab pertanyaan nomor 1. Tidak terjadinya reaksi dimana mekanisme reaksi SN2 merupakan reaksi yang menggunakan proses satu tahap, yang terjadi jika alkil halida pada senyawa halogen organik berupa metil > primer > sekunder > tersier. Mekanisme ini terjadi dengan pembalikan konfigurasi dan kecepatannya bergantung pada konsentrasi nukleofil dan substrat. Mekanisme reaksi SN2 hanya sedikit dipengaruhi oleh kepolaran pelarut.
BalasHapusTerimakasih